Rabu, 04 Februari 2015

Friendzone(?)


Friendzone, sebuah sebutan  yang lagi booming di beberapa tahun belakangan ini.Sebenernya gue sempet ga percaya sama kata kata friendzone. Kenapa? Hmm... gue ga yakin gue bisa kasih alasan untuk itu, entahlah... bagi gue kalimat “aku lebih nyaman temenan sama kamu” itu freak banget. Seperti yang dikatakan di salah satu page terkenal di Indonesia yaitu Meme Comic Indonesia alias MCI, kata kata sejenis itu tuh cuma alasan seseorang aja buat nolak orang lain yang lagi suka sama dia... biar terlihat ‘lebih halus’ atau ngga terlalu menyakitkan. Padahal kadar sakitnya yaaaa.... sama aja lah sama orang yang ditolak secara terus terang dan blak-blakan. Gue ngomong gitu karena memang  gue pernah di’friendzone’in sama seseorang, ga usah tanya dia siapa. Jadi waktu itu sebenernya gue ngga blak-blakan nembak ‘like what man usually do’. Karna gue cewek jadi ya bermainlah gue dengan kode kode html atau apalah semacamnya, untungnya dia pekaan orangnya jadi dia langsung ngasih kepastian kalo dia cuma menganggap gue sebagai teman dan ngga bisa lebih. Jangan tanya rasanya kaya gimana...Yaa sebenernya gue cukup salut juga sih, dia cepet ngasih kepastian meskipun yaa kepastian itu pahit banget. Karena kita perempuan butuh kepastian, iya ga sih? Jangan mau ‘terombang-ambing’ dalam status hubungan yang ga jelas. Yaa... walaupun harus dikodein dulu sih awalnya, but so far so good lah ya..

Tapi entah kenapa ada suatu hal yang mengubah pemikiran gue tentang ‘friendzone’ belakangan ini. Ada seseorang, dia baik banget (menurut gue) karna baik itu relatif... entah dia baik ke semua orang atau baik karna emang lagi usaha buat ngedeketin gue, cuma Tuhan yang tau. Jadi semakin lama sikap baiknya itu membuat gue menaruh hati sama dia, sampai ahirnya kita kenal lumayan lama dan dia meminta gue buat jadi pacarnya. Seneng? Pasti. Gue menjalaninya dengan senang hati, tapi ada sesuatu yang janggal banget. Sesuatu yang.... ah entahlah... gue hanya merasa ga nyaman sama status ini, sama hubungan ini. Ngga ada yang salah sama dia, ngga ada yang salah sama semuanya, tapi gue merasa ada sesuatu yang salah. Ternyata ini soal perasaan gue sendiri... gue bener bener lebih nyaman menjadi teman sama dia, ada sesuatu di dalam pertemanan yang ngga bisa gue dapetin dari status pacaran. Mungkin kalian juga berfikir kalo ini cuma sebuah bullshit yang gue buat-buat, but no at all. Gue udah mempertimbangkan dan inilah faktanya, gue lebih nyaman berteman. Peristiwa ini bener bener menyadarkan gue kalo friendzone itu nyata, friendzone itu ada. Mungkin memang ada beberapa orang yang menggunakan alasan friendzone untuk menolak seseorang dengan halus, but believe me... perasaan itu emang ngga bisa dibohongin. Sama sama suka bukan berarti harus bersama dalam status pacaran, karna itu aja ngga cukup buat membangun sebuah hubungan yang baru. Gue belajar banyak dari peristiwa ini, peristiwa yang seakan menjadi tamparan buat gue untuk ngga menyepelekan banyak hal.


As he said “mencintai itu ngga boleh nuntut untuk dicintai,dan menjadi dewasa tak semudah yang mereka katakan dan lakukan di TV” klise memang, tapi beginilah adanya. Thankyou for readingSincerely,Antari.

Kamis, 01 Januari 2015

Kepada Orang Yang Baru Patah Hati

Oleh : Raditya Dika

Kepada orang yang baru patah hati...
Persilahkan dirimu bersedih...
Orang-orang punya pandangan aneh tentang bersedih, seakan akan bersedih adalah hal yang tabu, seakan akan kamu harus buru buru tertawa setelah hal buruk menimpa... Tapi tidak.
Seperti hujan di tepi senja, kamu harus membiarkan setiap sendu yang ada...
Setiap kematian butuh keratapan... Begitupun cinta yang telah mati.
Maka lakukanlah apa yang orang patah hati lakukan...
Menangis hingga kamu tidak bisa mendengar suaramu sendiri,
Makan coklat sebanyak banyaknya,
Mandi air panas hingga jarimu pucat,
Pergi ke cafe dengan tatapan nanar,
Pesan satu gelas es teh manis, karena kopi memang terlalu pahit untuk diminum disaat seperti ini.
Izinkanlah dirimu bersedih...
Menangislah seakan ini terakhir kalinya kamu dikecewakan oleh seseorang...
Menangislah seakan kamu lupa caranya berharap...

Kepada orang yang baru patah hati...
Setelah kamu bosan bersedih, inilah saatnya kamu mengangkat dirimu kembali.

Mulai dengan hal yang mudah,kamu bisa mulai mencoba mengambil gitar dan mengambil nada nada mayor yang bahagia...
Ambil piano dan bermain musik yang indah...
Atau, jika kamu tidak bisa bermain musik, lihatlah dirimu di depan cermin dan bersenandunglah...

Lalu diantara nada nada itu, bisikkan kepada dirimu sendiri "aku pantas untuk bahagia"

Kepada orang yang baru patah hati...
Selalu ada teman untuk menemani kamu...
Pergilah bertemu temanmu
Tertawalah sampai lupa waktu
Tanyakan kabar teman yang lain
Pamerlah keberhasilanmu di bidang bidang yang kamu suka, dan jika memungkinkan nongkronglah sampai kamu diusir dari tempat itu...
Memang sih kenangan terhadap dirinya kadang masih mengganggu, tempat yang kalian pernah datangi tidak akan terasa sama...

Teman yang belum tahu mungkin akan menghampirimu dan bertanya "si Dia mana ya?" yang akan kamu balas dengan senyum tipis entah bagaimana menjawabnya...

Tapi percayalah suatu hal, semua ini akan berlalu sama seperti hal lain di dunia...
Semua hal buruk pasti akan beranjak pergi...
Hujan pasti akan terganti langit biru...
Gelap pasti terganti terang...
Dan luka pasti akan terganti dengan senyuman tipis dibibirmu...

Kepada orang yang baru patah hati, bersabarlah...
Karena disetiap gelap ada cahaya kecil...
Karena disetiap sakit ada pembelajaran...
Karena kamu, PANTAS UNTUK BAHAGIA KEMBALI :)